KITA multimedia - Anyone can use Computer - Siapapun pasti Bisa Komputer ...... !!!!!!!

Layanan


Download


Daftar

Smartphone Android One Tampilkan Fitur Dual SIM


Smartphone 'Android One' Tampilkan Fitur Dual SIM

CALIFORNIA - Event konferensi developer, Google I/O 2014 digelar pada 25-26 Juni 2014. Perhelatan tersebut mengungkap rencana atau program Google untuk menghadirkan smartphone dengan banderol harga terjangkau.

Disebut program 'Android One', raksasa mesin pencari ini menargetkan handset dengan harga terjangkau untuk negara berkembang. Salah satu produsen handset asal India, Micromax berpartisipasi pada program Google tersebut.

Dilansir Ubergizmo, Minggu (29/6/2014), tidak hanya Micromax, perusahaan lain seperti Karbonn Mobile dan Spice Mobile juga akan berkerjasama dengan Google untuk menyediakan handset dengan harga terjangkau untuk pengguna.

Pada event Google I/O, perusahaan raksasa internet ini memperkenalkan handset baru yang dibuat oleh Micromax. Kabarnya handset ini menggunakan chipset MediaTek dan memiliki layar 4,5 inci dengan fitur dual SIM, FM Radio serta slot MicroSD.

Sumber dari DigiTimes mengklaim, ponsel tersebut didukung chipset MediaTek dual core (MT6575). Bila kerjasama atau partnership ini berjalan dengan baik, pengguna akan melihat produk Google masa depan, yakni handset yang didukung chipset MediaTek.

Website Trak melaporkan, handset 'Android One' ini kemungkinan akan dijual dengan harga di bawah USD100 atau di bawah Rp1,2 jutaan. (ahl)/okezone.com

2015, Teknologi Robot Masuk Kurikulum Pendidikan di Indonesia

JAKARTA - Pelajar dari Indonesia mampu menunjukkan kemampuannya kepada negara-negara berkembang lainnya dalam hal pembuatan teknologi robot. Sejumlah prestasi berhasil ditorehkan di luar negeri.

Karena itu, sangat pantas bila dikatakan bahwa  Indonesia merupakan negara yang potensial untuk mengembangkan teknologi robot.

Direktur Robotic Explorer Jully Tjindrawan mengatakan, Indonesia sangat siap kembangkan teknologi robot, karena imajinasinya jalan. “Padahal latihan hanya dua minggu dengan alat yang minim, tapi Indonesia menang terus," ujar Jully Tjindrawan di Jakarta, dikutip Antara, Senin (16/6/2014).

Jully mengatakan, 2015 adalah waktu yang tepat bagi Indonesia, terutama dunia pendidikan, untuk menerima teknologi robot sebagai bagian dari kurukulum di Indonesia.
"Sebetulnya sudah ada yang masuk kurikulum, namun perlu diperdalam lagi. Sehingga edukasi untuk anak-anak tentang robot bisa semakin dikembangkan," katanya.

Menurut Jully, terdapat sebuah lomba yang mengharuskan robot melalui labirin dengan cepat dan Indonesia meraih juara satu dalam hal tersebut.

"Karena di Indonesia banyak gang, jadi untuk melalui labirin itu sepertinya sudah biasa. Jadi, mereka bisa langsung tahu mana jalan pintas yang cepat untuk dilalui robotnya," katanya.

Segudang Prestasi InternasionalBicara prestasi robot di dunia internasional, Indonesia pernah menyapu bersih delapan gelar sekaligus pada lomba robot di Amerika Serikat dengan tim dari tiga perguruan tinggi, yakni ITB, ITTelkom dan Unikom.

Kedelapan gelar tersebut meliputi juara satu dan dua robot pemadam api divisi beroda, juara satu, dua dan tiga robot api divisi berkaki, juara satu RoboWaiter divisi entry level, serta juara satu dan dua RoboWaiter divisi advanced.

Melihat prestasi tersebut, Jully merasa yakin bahwa siap tidak siap, perkembangan teknologi robot mulai dibutuhkan masyarakat Indonesia. "Saya berdoa tahun depan Indonesia bisa mengakomodir robot ke sekolah-sekolah," jelas Jully. (amr)/okezone.com

Kecepatan Internet Indonesia Paling Lambat di Asia

Kecepatan Internet Indonesia Paling Lambat di AsiaPerusahaan telekomunikasi Indosat, baru saja selesai menggelar uji jaringan jelang Ramadan dan Lebaran 2014. Dalam sebuah pemaparan mengenai rata-rata kecepatan internet di wilayah Asia, Indonesia menempati urutan terbawah.
Riset Millward Brown AdReaction 2014 mengungkapkan, rata-rata internet di Indonesia 4,1 Mbps, dan itu pun untuk penggunaan yang memakai device mobile selama 9 jam per hari.
Selama ini, untuk negara di Asia dengan rata-rata kecepatan internet tertinggi antara lain Singapura 61 Mbps dan Jepang 41,7 Mbps. Namun demikian, Indonesia masih lebih baik dibandingkan Filipina 3,6 Mbps dan Laos 4 Mbps.
Sharif Mahfoeds, Division Head Data Service Indosat mengatakan, berdasarkan riset Ericsson Mobile 2014, pada 2015 terdapat 7,6 miliar jumlah penduduk dunia. "Pengguna mobile di 2015 (diperkirakan) melebihi populasi dunia," kata Sharif di Semarang, Rabu (18/6/2014).
Sekira 65 persen dari total pengguna menggunakan smartphone. Oleh karena itu, operator berlomba-lomba mengeluarkan program atau layanan internet cepat, bundling, WiFi dan lain-lain. "Yang pelanggan inginkan, pertama kecepatan & jaringan (accessibility), kedua affordability, ketiga banyak pilihan smart device," terangnya.
Ia menjelaskan, Indosat pertama meluncurkan Indosat Super 3G+ pada 2012 dengan kecepatan 7,2Mbps. "Kami luncurkan juga Super WiFi 20 Mbps. Kini, kita juga sudah launch (kecepatan) 42 Mbps," tuturnya.
Layanan internet ini hadir untuk tujuh kota seperti Jabodetabek, Bandung, Sukabumi, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. "Kami pertama di Indonesia yang mengklaim 42 Mbps. Kami ingin hadirkan experience-nya untuk pengguna," pungkasnya.
(amr)http://okezone.com/